Rabu, 06 Mei 2015

Kita adalah Satu Spesies

Hai, apa kabar semuanya. Senang dapat bertemu kalian dalam tulisan saya yang pertama di blog cuma-cuma ini, tentang kita adalah satu spesies.

Tulisan ini didasari karena yang saya tahu, manusia kebanyakan diluar sana terutama yang relijius berpandangan sempit, menganggap mereka yang berbeda keyakinan adalah orang sesat yang patut di berikan pencerahan, disesatkan, dibuli, bahkan dibantai, dibunuh. Contoh kasus ahmadiyah, mereka dibantai, dan dibunuh karena dianggap sesat. Banyak banget yang bilang saya bodoh, atau ngawur, dan lain-lain. Baiklah nggak apa-apa, bagusnya mereka nggak sampe bunuh saya, meski hal tersebut sangat mempengaruhi psikologi saya.

Berdasarkan pemikiran saya sekarang ini, bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk berbuat baik dan tidak baik, tidak didasarkan apa agamanya, rasnya, dan lain sebagainya. Melainkan didasarkan atas perbuatan sadarnya, atau mungkin karena suatu keyakinannya yang mungkin mereka anggap jihad, padahal hal itu adalah bentuk kejahatan. Setiap manusia, karena kita hidup di lingkungan muslim, apakah ia beragama Yahudi, Nasrani,  Ahmadiyah, Syiah, Konghucu, dan lain sebagainya, mereka yang berkeyakinan berbeda dari mayoritas dalam lingkungan kita, tidak semuanya memiliki hati yang tidak baik. Saya tahu dan mengalami juga, dari kecil dicekoki untuk membenci keyakinan lain, tidak boleh melihat, mendengarkan, bentuk keyakinan atau agama lain. Menurut saya, hal ini adalah pembodohan. Karena apa, masa mau tahu seperti apa agama lain nggak boleh sih? padahal hal ini bagus, agar manusia dapat saling mengerti bagaimana agama satu sama lain itu seperti apa, sehingga tidak ada lagi gap yang memungkinkan kita untuk saling bercerai berai saling menyesatkan satu sama lainnya.

Se sesat-sesatnya manusia menurut pandangan kita, ingatlah, mereka itu masih satu spesies dengan kita, bro. Satu spesies! OMG! padahal seharusnya sebagai satu spesies, secara naluri alamiah kita saling membantu untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera bersama-sama. Tapi apa, karena perbedaan agama, kita saling manjauh satu sama lain. Memusuhi satu sama lain. Menyesatkan satu sama lain. Dan seharusnya, kita tidak sepatutnya untuk memilah manusia satu dengan lainnya hanya karena agamanya. Justru seharusnya, kita memilah manusia berdasarkan perilakunaya atau attitudenya tanpa melihat bagaimana agamanya. Tapi apa yang saya lihat di lingkungan saya ini kebanyakan tidak demikian.

Seharusnya, sebagai satu spesies kita harus saling bahu-membahu untuk mencapai kehidupan yang sejahtera bersama-sama. Karena secara teori, dan seharusnya, kita tidak mampu hidup sendiri tanpa adanya bantuan jasa manusia lainnya. Dan sepertinya tulisan ini terlalu panjang dan jelimat entah kemana tujuannya.

Tapi sesuatu yang seharusnya ada dalam diri kita semua. ATTITUDE. Itu benar-benar langka. Dan seharusnya kita berteman bukan karena agamanya atau keyakinannya, melainkan attitudenya. Kalau saya melihat mereka berteman karena agamanya, bukan karena attitudenya, itu bentuk pemikiran yang sebenarnya katrok menurut saya.

Tapi semua ini cuma pendapat saya! berharap kamu juga sependapat dengan saya.

Sampai Jumpaa..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar